IISIA Lakukan Silaturahmi & Audiensi dengan Wakil Menteri Perindustrian Untuk Menyampaikan Perkembangan Terkini Industri Baja Dalam Negeri dan Dukungan Kebijakan Pemerintah
Sumber: IISIA
Pada tanggal 17 Desember 2024, IISIA yang diwakili oleh Chairman M. Akbar Djohan, Vice Chairman Ismail Mandry, serta perwakilan Executive Committee IISIA, mengadakan audiensi dengan Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza. Pertemuan ini bertujuan untuk menjalin silaturahmi sekaligus menyampaikan kinerja industri baja nasional dan tantangan yang membutuhkan dukungan pemerintah di masa depan. Beberapa isu utama yang diangkat oleh IISIA meliputi peningkatan daya saing industri baja nasional, perlindungan dari unfair trade, penyelarasan kebijakan antara industri hulu dan hilir, serta pengoptimalan kebijakan P3DN. IISIA juga berharap Kementerian Perindustrian dapat memberikan arahan dan masukan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan industri baja nasional agar lebih optimal.
Dalam kesempatan tersebut Chairman IISIA, M. Akbar Djohan, menyampaikan apresiasi atas dukungan yang diberikan oleh Kementerian Perindustrian melalui berbagai kebijakan yang mendukung industri baja. Ia menegaskan bahwa industri baja, sebagai induk industri (mother of industry), memiliki efek ganda (multiplier effect) yang signifikan terhadap perekonomian. Sektor ini menciptakan banyak lapangan kerja, mendorong pertumbuhan industri pendukung, dan meningkatkan pendapatan negara melalui pajak serta ekspor. Akbar juga menyoroti pentingnya peran pemerintah dalam mendukung peningkatan utilisasi industri baja melalui kebijakan proteksi terhadap produk dalam negeri dari produk impor. Langkah ini merupakan bagian dari strategi untuk menciptakan ekosistem ekonomi yang tangguh dan berdaya saing, sehingga target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% dalam lima tahun ke depan dapat tercapai.
Menanggapi hal tersebut, Faisol Riza menyampaikan bahwa Kementerian Perindustrian berkomitmen penuh untuk mendukung penguatan industri dalam negeri. Ia juga memberikan apresiasi atas inisiatif IISIA dalam menyusun roadmap industri baja nasional sebagai langkah strategis untuk meningkatkan utilisasi sektor baja. Faisol juga menekankan pentingnya melakukan analisis mendalam terkait dampak impor yang berpotensi mengancam keberlanjutan industri dalam negeri, termasuk pengaruhnya terhadap ekonomi nasional dan lapangan kerja. Ia menyarankan agar hasil analisis tersebut disampaikan kepada Kementerian Keuangan untuk menyoroti kontribusi sektor baja terhadap perekonomian negara, dan kepada Kementerian Perdagangan untuk meninjau ulang kebijakan impor, terutama di sektor baja.
Kunjungan ini diharapkan mampu menciptakan sinergi antara industri baja nasional dan pemerintah, sebagai pemangku kepentingan, dalam merumuskan kebijakan yang mendukung pasar yang adil dan kondusif. Langkah ini menjadi penting untuk menghadapi tantangan serius akibat banjir impor baja dari Tiongkok, yang mengancam keberlanjutan industri nasional. Melalui kolaborasi ini, diharapkan industri baja dapat terus tumbuh dan berkontribusi dalam menciptakan ekosistem ekonomi yang tangguh dan berdaya saing.
***